Mencintai diri sendiri? Kedengarannya cheesy, ya? Atau klise? Bisa jadi, bila Anda melihatnya dari sudut pandang yang kurang tepat.
Kenapa Sulit Untuk Cinta Diri Sendiri?
Hampir setiap orang sudah melewati perjalanan panjang dan belajar dengan baik cara mencintai orang lain. Namun, bagaimana dengan kemampuan untuk mencintai diri sendiri? Kapan terakhir kali Anda menghargai diri sendiri, merawat diri sendiri, dan memberikan penghormatan kepada diri sendiri dengan sekedar menjadi diri Anda yang sesungguhnya – tanpa penghakiman? Kemungkinan besar, hal tersebut sudah lama tidak Anda lakukan. Padahal, mungkin Anda adalah orang pertama yang memberi pujian dan dorongan kepada orang-orang di sekitar Anda.
Ironisnya, bisa jadi hari ini Anda telah mengkritik diri sendiri selama beberapa kali. Kalau dihitung-hitung, berapa kali Anda berpikir hal-hal positif tentang penampilan Anda, kepribadian, dan prestasi hari ini? Tidak cukup banyak?
Mengapa begitu mudah untuk mengasihi semua orang di sekitar anda, tetapi sulit sekali untuk mencintai diri Anda sendiri?
Seringkali kita merasa bersalah ketika mencintai diri sendiri. Kebanyakan dari kita menjalani hidup atas ekspektasi dari orang lain. Bila kita memiliki banyak ide, maka kita disebut plin-plan. Bila kita terlalu memikirkan detail sebelum melakukan suatu pekerjaan, orang lain menyebut kita lambat. Bila kita terlalu semangat dalam bekerja dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama, mereka berkata bahwa kita terlalu memaksa. Dan bila kita terlalu jujur dan menunjukkan otoritas kita, maka orang lain merasa terintimidasi sehingga membuat kita merasa telah melakukan hal yang tidak semestinya. Akhirnya di penghujung hari, kita sering merasa kelelahan, karena kita terpaksa pura-pura menjadi orang lain dan tidak bisa menerima diri sendiri.
Love Yourself As Yourself
Idealnya, kita baru bisa mencintai orang lain secara menyeluruh setelah kita mampu mencintai diri sendiri dengan utuh. Coba pikirkan. Bagaimana mungkin kita bisa mencintai orang lain dengan genap ketika kita sendiri tidak mampu mencintai diri sendiri secara utuh? Seringkali saya mengibaratkan, bagaimana kita bisa memberi air kepada orang lain yang kehausan, sementara gelas kita sendiri pun kosong? Dan hal ini berlaku secara bolak-balik. Dan bagaimana mungkin kita bisa menerima air dari orang lain, padahal dia sendiri kehausan?
Kemampuan untuk mencintai diri sendiri adalah suatu hal yang sangat natural. Silakan tanya kepada diri sendiri. Apakah mungkin kita bisa tidak mencintai diri sendiri yang sudah diciptakan sempurna oleh Tuhan? Jawabannya begitu nyata sehingga seringkali menjadi terabaikan. Selama ini, pikiran kita sendirilah yang membuat kita hanya mampu melihat kekurangan saja.
Tidak hanya sifat, karakter, atau persona saja, namun kita juga sangat ingin mengubah tubuh kita.
Begitulah. Sudah terlalu umum bagi perempuan seperti Anda dan saya untuk merasa malu dengan kondisi wajah dan tubuh kita. Kita berjuang keras untuk selalu tampil gaya dan berusaha mengikuti gaya fashion terkini. Kita manut mengikuti suatu sistem yang diciptakan oleh masyarakat yang mendikte kita apa yang harus kita pakai, bagaimana cara memakainya, dan kapan kita harus mengenakannya. Dan kita tidak diizinkan untuk merasa percaya diri dengan diri kita yang sebenarnya, bahkan diharamkan untuk mengekspresikan diri dan kecantikan kita sendiri. Bila kita berbeda dengan harapan orang lain, maka pikiran kita akan membuat kita percaya bahwa kita akan dikucilkan oleh orang lain.
Cerita Saya Untuk Mencintai Diri Sendiri
Melihat ke belakang, saya pun pernah membenci diri saya sendiri. Saya tidak menyukai apa yang saya lihat di kaca. Saya tidak suka cermin. Saya merasa malu dengan bentuk wajah dan tubuh saya. Saya pernah membenci kamera. Saya hanya bisa melihat kekurangan saya saja. Saya tidak pernah percaya ketika orang lain mengatakan saya ini cantik, atau baju yang saya kenakan sangat bagus dan pantas dipakai. Saya merasa risih ketika diberi apresiasi tentang pekerjaan yang saya lakukan. Dan saya yakin, hampir semua perempuan mengalami hal ini. Padahal ini bukan fakta, karena kita diciptakan sempurna oleh Tuhan.
Saya pun mulai bertanya-tanya, apa yang menyebabkan semua ini terjadi? Kenapa kita semua merasa seperti ini? Kenapa kita tidak bisa mempercayai bahwa kita ini cantik?
Melihat ke belakang, kita tidak pernah diajarkan caranya mencintai diri sendiri.
Akhirnya, kita tumbuh menjadi pribadi yang malu untuk menjadi diri sendiri.
Untunglah kesadaran itu akhirnya datang. Saya belajar untuk mencintai diri sendiri dengan cara yang sangat luar biasa keras: berulang-ulang mengalah dan memberikan power saya untuk orang lain, sekalipun dari luar, saya terlihat sangat kuat – dan mungkin keras kepala, dan terus-menerus kecewa terhadap orang lain, dan terutama terhadap diri sendiri.
Ketika saya belajar untuk menerima diri saya secara utuh dan berdamai dengan diri sendiri, saya baru menyadari bahwa segala kekurangan saya ternyata adalah kekuatan saya! Pernahkah Anda berpikir bahwa ternyata: “kekurangan” Anda adalah kekuatan Anda?
Make Up Your Life
Seiring waktu, saya mengembangkan sebuah sistem yang unik, yaitu Sistem Profil Energi “Make Up Your Life” untuk membantu Anda mempelajari siapa diri Anda yang sebenarnya – diri Anda yang unik, ciptaan Tuhan Yang Maha Luar Biasa. Sistem ini akan mengubah hidup Anda menjadi lebih harmonis, penuh dengan berkah dan kebahagiaan, karena Anda cantik dan sempurna.
Mencintai Diri Sendiri
Saya ingin semua orang bisa berkata: I really love myself and I love what I see.
Anda hanya perlu mengerti bahwa apa yang Anda sebut kekurangan sebenarnya merupakan kekuatan terbesar Anda!
Sudah saatnya untuk menjadi diri Anda sendiri. Untuk mendampingi Anda, saya menyiapkan sebuah buku panduan untuk mencapai tujuan Anda menuju sukses dan bahagia dengan cara dan pendekatan yang tidak tradisional. Silakan klik link ini:
Apakah Anda memiliki pengalaman yang sama? Bagikan di kolom komentar.
Bila Anda menganggap bahwa artikel ini bermanfaat, silakan bagikan dengan sahabat lain.
Leave a Reply