Mungkin Anda menganggap saya sedang bercanda ketika mengatakan cara hidup bahagia dengan menerima diri sendiri adalah hal yang paling mudah untuk dilakukan.
Pernahkah Anda merasa ketakutan bahwa semesta tidak melindungi Anda? Pernahkah Anda merasa bahwa Anda tidak mendapatkan dukungan dari manapun? Betapapun kerasnya berusaha, rasanya segala sesuatu terus-menerus runtuh dan Anda tidak mampu mewujudkan keinginan Anda. Pernahkah Anda merasa bahwa Anda tidak cukup baik, tidak cukup bagus, tidak cukup cantik, tidak cukup sempurna? Pernahkah Anda merasa you’re just not good enough, you’re not enough, and you don’t have enough?
For years we struggled “to make it”. And yet, no matter how hard we tried, it was the same old same old: struggle and stress, uncertainty and fear, and wondering to ourselves if the experiences would ever change.
Anda sudah melakukan semua hal yang Anda bisa untuk merubah hidup Anda. Anda terus-menerus mencoba dan mencari sesuatu yang baru; mencari sebuah awalan yang baru: ketika Anda akhirnya dilihat, didengar, dan bila beruntung, diterima oleh orang lain dan dipuja.
Awalan baru?
Ya. Selama ini, kebanyakan orang mengasosiasikan awalan baru sebagai hal yang berbeda. Awalan baru diterjemahkan sebagai sesuatu yang didapat dari luar. Pekerjaan baru. Pindah ke lokasi tempat tinggal yang baru. Tatanan rambut yang baru. Kekasih baru. Semua perubahan yang dianggap mampu memberikan dampak baru ke dalam hidup.
Bahagiakah Anda ketika mendapatkan semua kebaruan ini?
As you explore this for yourself, you will discover that when you appear to get happiness from outside yourself, it is just a trick of the mind to keep you looking away from the happiness that is already right here, right now.
Kebahagiaan Datang Dari Dalam Diri Sendiri
Tidak percaya? Anda bisa mengeksplorasi hal ini dengan dua cara.
Pertama, perhatikan saat-saat Anda menunda kebahagiaan Anda “hingga” sesuatu hal terjadi.
Cara kedua, pikirkan ketika Anda memiliki hal yang Anda percaya Anda harus miliki dan lakukan untuk menjadi bahagia.
Setelah itu, tanyakan kepada diri sendiri, “Untuk saat ini saja, dapatkah saya mengizinkan diri saya untuk memberikan sendiri kebahagiaan yang saya pikir bisa saya dapatkan dari orang lain, tempat, atau benda lain secara langsung?”
Perhatikan apa yang Anda rasakan dari dalam hati. Dengan menanyakan pertanyaan tersebut kepada diri sendiri, Anda akan menemukan bahwa Anda mampu menemukan kebahagiaan di dalam hati secara instan. Anda akan melihat bahwa Anda tidak perlu menunggu untuk menjadi bahagia, karena bahagia adalah pilihan yang Anda tentukan saat ini juga. Semakin Anda gali, Anda akan semakin menemukan bahwa alasan Anda bisa langsung memberikan kebahagiaan kepada diri sendiri dan merasa bahagia secara instan adalah karena tidak ada keterpisahan antara diri Anda dengan kebahagiaan itu sendiri.
You are the happiness you have been seeking from outside of yourself.Click To Tweet
Bagaimana Cara Hidup Bahagia Dengan Menerima Diri Sendiri?
Hubungan yang baik dan bahagia dengan orang lain bergantung pada betapa bahagianya Anda dengan diri sendiri. Jadi, sebahagia apa Anda dengan diri sendiri?
Apakah Anda termasuk orang yang terus mencari dengan meminta pendapat dari orang lain yang kelihatannya bahagia atau membaca artikel dan menonton video tentang bagaimana caranya menjadi bahagia? Jika demikian, Anda tentu saja tidak sendiri. Mesin pencari online terus mendapatkan jutaan orang yang mengajukan pertanyaan ini, dan internet penuh dengan janji bahwa strategi atau formula ini atau itu akan mengantarkan Anda ke tempat kebahagiaan abadi. Namun, banyak dari mereka yang kehilangan pokok utama: mereka bahkan tidak pernah menyentuh kenyataan bahwa kunci nyata kebahagiaan, termasuk kebahagiaan dengan orang lain, adalah kebahagiaan dengan diri Anda sendiri.
Kebanyakan dari kita selalu mencari persetujuan konstan dari orang lain (wanting approval) untuk merasa aman (wanting security), dan tentu hal ini sangat melelahkan. Dan mereka yang bahagia dan mencintai diri mereka sendiri tidak berada di dalam lingkaran energi negatif semacam itu. Mereka merasa nyaman dan menerima dirinya sendiri secara utuh sehingga approval dari orang lain pun datang dengan sendirinya. Mereka merasakan keamanan dari dalam diri sendiri sehingga tidak membutuhkan rasa aman palsu (false security) dari hubungan mereka dengan orang lain.
Jika Anda merasa terus berada dalam pencarian konstan untuk kebahagiaan batin, mungkin Anda bertanya kepada diri sendiri: Jika ada satu rahasia tentang bagaimana membahagiakan hubungan dengan orang lain, atau pernikahan Anda, tempat kerja, kehidupan di rumah dan keluarga, apakah itu?
Jawabannya sederhana. Lagi-lagi, kebahagiaan tidak datang dari luar. Kebahagiaan datang dari diri sendiri. Saya belajar hal ini dengan cara yang sangat keras.
Mundur ke belakang, saya selalu berpikir bahwa bila saya selalu menjadi yang terdepan dan sukses (baca: sesuai standar kesuksesan yang ditetapkan oleh masyarakat :: punya banyak uang, karier luar biasa melesat, hidup makmur, hubungan dengan orang lain tanpa cacat, bisa traveling sesuka hati, pertolongan Tuhan selalu saja datang), maka saya akan menjadi sangat bahagia. Salah besar.
Saya punya semua itu. Karier saya sukses, saya best-selling author, pasangan saya superganteng dan penuh perhatian, Tuhan selalu baik, keluarga saya harmonis, team saya selalu ada dan mendukung saya untuk mewujudkan segala ide dan inspirasi yang datang dari Atas, dan sederet hal penuh berkah lainnya. Tentu saya sangat bersyukur, tapi saya merasa ada yang kurang. Saya merasa ada yang tidak komplit.
Saya tidak mencintai diri saya sendiri apa adanya. Satu-satunya yang kurang adalah penerimaan saya terhadap diri sendiri. Bukan penampilan fisik, tapi kualitas diri saya. Saya terus-menerus bertanya kepada diri sendiri: apa artinya hidup ini?
Ketika pertanyaan itu terus-menerus berputar di kepala, akhirnya saya kehilangan segalanya. Berat luar biasa, dan meluruhkan seluruh kekuatan saya untuk berdiri tegak.
Dalam kesedihan dan kemarahan saya, tidak ada yang bisa saya lakukan kecuali bersujud dan berdoa tiada henti, karena tidak ada satu hal pun yang bisa membuat saya merasakan ketenangan, kecuali saat berdekatan dengan Tuhan dan menyerahkan seluruh urusan saya kepada-Nya.
Saat itu, doa saya hanya satu saja: 'Ya Allah, tolong saya, tolong beri saya kebijaksanaan. Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih.'Click To Tweet
Saya selalu mengingatkan diri saya untuk mengucapkan terima kasih seakan-akan doa tersebut sudah terkabul. Di saat itulah, saya mengerti arti ikhlas yang sebenarnya.
Hingga akhirnya saya berdamai dengan diri sendiri, saya menemukan kebahagiaan yang hakiki. Ketika saya memberi tanpa menginginkan sesuatu sebagai imbalannya, saya menemukan kebahagiaan yang luar biasa.
Cara Hidup Bahagia Dengan Menerima Diri Sendiri
Seringkali kita lupa “mengajak” hati untuk melakukan semua ini. Kita lebih suka mengandalkan kekuatan pikiran, apalagi otot. Padahal, pikiran kita paling handal untuk membuat kita merasa khawatir; membuat kita merasa selalu kurang; membuat kita selalu merasa takut ini-itu. Dan pikiran kita selalu mengingatkan untuk tidak mengandalkan hati, karena hanya akan melemahkan pertahanan diri. Lagi-lagi, pikiran kita salah besar.
Kenapa hati? Tentu kita tahu bahwa hatilah yang menuntun kita dalam kehidupan. Tahukah Anda bahwa medan elektromagnetik yang dikeluarkan oleh jantung (heart) 5000 kali lebih besar daripada otak? Medan ini dapat diukur dengan magnetometer dengan jarak lebih dari 3 meter di luar badan fisik. Penjelasan ini memperkuat berbagai pengajaran spiritual yang menyatakan manusia mempunyai medan energi yang terus-menerus bercampur satu sama lain, yang memungkinan penyembuhan atau pikiran dan perasaan positif diperlebar, dikirim, dan ditukar.
Makanya ketika kita mengasah intuisi, kita akan tahu bahwa hidup selalu memberikan yang kita perlukan, pada saatnya, termasuk segala sesuatu yang tampaknya tidak sempurna. Dan satu-satunya yang membuat kita mampu untuk bertahan saat tertimpa badai adalah dengan berdamai dengan diri sendiri.
Berikut ini lima tip yang akan membantu Anda menjadi lebih bahagia dengan diri Anda.
1. Memaafkan Diri Sendiri
Maafkan diri Anda untuk segala hal (I really mean it: segala hal) yang Anda pikir menyebabkan hidup Anda atau orang yang Anda sayangi menjadi buruk dan tidak menyenangkan. Lepaskanlah. Sampai saatnya mesin waktu ditemukan, Anda tidak bisa kembali ke masa lalu. Jadi, hentikanlah keinginan untuk mengubah keadaan dan menyalahkan diri sendiri. Belajarlah dari hal itu, dan jadilah orang yang lebih sadar (perhatikan, saya tidak mengatakan menjadi orang yang lebih baik, karena hal ini akan membuat Anda terjerumus kembali ke persoalan yang sama).
Bagaimana caranya melepas? Gampang. Anda tahu caranya melepakan bolpen dari genggaman Anda? Seperti itu caranya. Semudah itu? Ya, semudah itu. Bila pikiran Anda protes, tersenyumlah dan kirim energi cinta. Pikiran hanya berusaha membantu, namun tidak tahu caranya, dan akhirnya malah menjerumuskan Anda ke dalam persoalan yang lebih buruk.
Ketika Anda berhenti menyalahkan diri sendiri, Anda akan merasa lebih tenang dan lapang. Ketika pikiran menjadi lebih santai, solusi yang memang sudah disediakan oleh Tuhan dapat lebih mudah Anda lihat. Aksi bisa dijalankan tepat sasaran untuk kebaikan semua orang.
2. Sadari Bahwa Diri Anda Sudah Lengkap
Benar-benar pahami bahwa kalimat: “Kau adalah hidupku, lengkapi diriku,” hanyalah sepotong lagu yang cheesy. Bahkan maksud Andra and The Backbone di dalam lirik itu pun bukan orang lain, melainkan Tuhan (saya pernah mendengar salah satu sahabat yang mewawancari grup band ini dan mengkonfirmasi hal ini, namun saya sudah lupa sumber artikelnya).
Dulu, saya pun merasa pasangan saya melengkapi hidup saya. Saya terus-menerus mengingatkan dia, “You complete me,” to make sure he understood dan tidak meninggalkan saya. Sampai akhirnya saya menyadari betapa tidak akuratnya hal itu. Ketika saya menyadarinya, rasa cinta saya tidak lagi disebabkan karena saya butuh dan tergantung dan merasa tidak aman ketika dia tidak ada bersama saya (lagi-lagi kata pikiran), cinta itu datang dari dalam hati. Dan saya tidak lagi merasakan keterpisahan, karena apapun (APAPUN) yang terjadi, dia ada di dalam hati saya.
Alasan kebanyakan dari kita tidak merasa lengkap adalah karena kebohongan yang dikatakan oleh pikiran kita bahwa kebahagiaan datang dari luar. Akhirnya, kita menunggu orang lain (atau harta benda atau cita-cita atau situasi) untuk melakukan sesuatu yang membuat kita merasa utuh.
“Love yourself as yourself. You are already whole. You are already complete. You are already enough as you are.” - Hale DwoskinClick To Tweet
Tidak ada satu orang pun akan bisa melengkapi Anda – tidak mungkin. Bila ya, tentu kita semua sudah bahagia ketika kita punya orangtua yang menyayangi kita, pasangan yang kita idam-idamkan, rumah yang nyaman, karier yang sukses, uang yang bertumpuk di bank, kesehatan yang prima, wajah yang cantik, dan sederet refleksi dari luar diri kita. Ketika kita mengharapkan sesuatu dari orang lain, we set them up for failure. Kenapa kita melimpahkan tanggung jawab tersebut terhadap mereka? Karena kita tidak menyadari bahwa kita adalah satu-satunya yang mengendalikan kebahagiaan kita. Selama ini, kita melihat ke tempat yang salah. We are looking at the wrong place. Period.
“Separuh nafas yang terbang saat kau tinggalkanku” atau “Karena separuh aku dirimu” hanya menimbulkan rasa tidak aman, yang akan membawa Anda kepada tantangan, kecemburuan, kesakitan, pelecehan, dan ketidaksetiaan. Mengapa Anda menginginkan kebahagiaan Anda ditentukan oleh seseorang atau sesuatu di luar diri Anda? Kenapa Anda ingin memberikan kekuatan Anda kepada orang lain?
Why on earth would you want your happiness to be determined by someone or something outside of yourself?Click To Tweet
Bila Anda merasa tidak bahagia, apakah ini salah Anda? Ya. Karena Anda memberikan power Anda kepada orang lain. Dan ketika Anda memutuskan untuk mengambil kembali kendali Anda dan menempatkan diri Anda dalam posisi yang berkuasa dalam hidup Anda, rasakan perbedaannya. Ketika Anda menerima orang lain, apapun yang dilakukan olehnya (baik atau buruk di mata Anda), Anda akan mencintainya dari hati. Bukan berarti Anda diam saja ketika ada sesuatu yang perlu diperbaiki atau diperlakukan dengan tidak semestinya. Namun, Anda melakukannya dalam posisi sadar dan penuh cinta, bukan karena Anda ingin menyalahkan orang lain akibat ketidakbahagiaan yang tiba-tiba direnggut dari Anda.
3. Kenali diri Anda
Kapan terakhir kali Anda merasa nyaman saat sendirian? Apakah Anda menikmati teh favorit sambil menonton film favorit? Apakah Anda membaca buku favorit Anda menghadap pemandangan yang indah? Apakah Anda membuat scapbook yang isinya menceritakan kenangan indah bersama orang-orang yang Anda cintai? Apakah Anda membeli sayur-mayur dari petani lokal? Apakah Anda mendengarkan musik kesukaan Anda dengan hati yang nyaman? Bagaimana tubuh Anda berkomunikasi dengan Anda? Terasa sehat? Perlu lebih banyak bergerak?
Anda akan merasa lebih terbuka ketika tubuh Anda berfungsi dengan baik dan dirawat dengan kasih. Hal ini akan menyuntikkan rasa percaya diri, dan ketika Anda merasa percaya diri, maka Anda akan merasa lebih baik, sehat, menarik, dan membawa diri Anda dengan cara yang sama sekali berbeda. Saat itu, orang lain pun akan merasa nyaman dan senang berada di depan Anda. Bila Anda mampu menciptakan sebuah gaya personal yang membuat orang lain merasa percaya dan ingin mengenal diri Anda atau bekerja sama dengan Anda lebih jauh, Anda adalah pemenangnya.
Dulu, saya ingin sekali mengubah rambut saya yang ikal. Bertahun-tahun sejak usia 12 tahun hingga 27 tahun (ya, lima belas tahun), saya terus-menerus meluruskannya di salon – tidak peduli bila rambut saya menjadi rusak. Setelahnya, saya membeli alat catok yang mahal-mahal untuk menyiasatinya. Berbeda dengan sahabat saya, Insan (team A di Every Day Make Up), yang sangat nyaman dengan rambut ikalnya. Saya pun bertanya-tanya bagaimana caranya. Jawabannya singkat, namun menyadarkan saya: “Acceptance.”
Ketika saya menghentikan keinginan untuk mengubah diri saya, segalanya menjadi lebih mudah, dan saya mulai mau mengenali diri saya sendiri. Dan kini saya sangat mencintai rambut saya!
Tanyakan pada diri sendiri, apa bagian favorit dari diri Anda – karunia dan bakat Anda, cara berpikir dan kepekaan Anda, kepribadian Anda, bahasa tubuh dan penampilan Anda? Apakah Anda selalu membuat orang lain tertawa dengan kualitas humor Anda? Apakah Anda senang memperhatikan orang lain dan menguatkan mereka di saat suka dan duka? Apakah Anda gemar memberi semangat kepada orang lain untuk mencapai cita-cita? Apakah Anda menghargai kejujuran? Apakah Anda menyukai mata Anda yang selalu terlihat bersinar? Apakah Anda menerima kehalusan kulit Anda? Apakah Anda senang dengan bentuk wajah Anda yang indah dan tampak seperti dipahat? Apakah Anda mengagumi wajah Anda yang simetris? Kenali bagian favorit Anda dan cintai mereka semua.
Di “Every Day Make-up”, saya dan team saya membantu Anda lebih akrab dengan hati, diri Anda sendiri. Kami membimbing Anda untuk mencintai diri sendiri, dan mengenali diri Anda seutuhnya. Kami yakin, saat seseorang mampu menyelaraskan pikiran dan hatinya, maka dia akan merasakan kenyamanan dan ketentraman di dalam hidup.
Kami mengemasnya di dalam sebuah kelas yang akan membawa Anda ke dalam kedamaian, kesuksesan, dan kebahagiaan. Bila Anda sudah siap untuk sebuah “awalan baru”, beri kesempatan kepada diri sendiri untuk mencoba program ini, hari ini juga. You’ll feel like your heart is dancing!
4. Perhatikan Diri Sendiri Baik-baik
Lihatlah dan perhatikan betapa menakjubkannya diri Anda. Bila Anda masih senang berdiskusi dengan diri sendiri, keep your self-talk positive. Saya bergaul dengan banyak selebriti dan model sepanjang karier saya. Tahukah Anda bahwa banyak hal tentang diri mereka yang tidak mereka sukai, bahkan ingin diubah, padahal rasa-rasanya penampilan mereka begitu sempurna? Saya tidak mengatakan untuk berhenti mencari-mencari kekurangan diri Anda sendiri. Namun yang pasti, semuanya hanya akan membuang waktu saja dan membuat diri Anda lebih merasa kecil. Atau, Anda bisa memutuskan untuk merasa bahagia dengan diri Anda sendiri, even if there are things you’d like to change. Rasanya, yang kedua akan lebih mudah.
Saya menghabiskan waktu lebih dari 30 tahun untuk menolak tinggi tubuh saya. Akhirnya, saya selalu mengenakan sepatu hak supertinggi untuk mendongkrak tinggi saya. Tidak ada yang salah, karena untungnya kaki saya kooperatif. Namun, kaki saya malahan protes bila saya mengenakan sepatu datar tanpa hak. Akhirnya, saya harus merendam kaki saya di air hangat kaya garam mineral, menaikkannya dan meluruskannya di tembok, pergi ke tempat refleksi, dan tetap saja tidak banyak membantu. Lihatlah berapa tahun saya mengalami penderitaan yang disebabkan oleh diri sendiri. Bedanya, ketika saya sudah menerima tinggi tubuh saya, hidup menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Saya bisa mengenakan sepatu segala hak tanpa ada protes dari bagian tubuh manpun!
Rasa sakit bisa jadi tidak terelakkan; penderitaan adalah pilihan.Click To Tweet
5. Ask Yourself A Question
Jadi, lihat lagi diri Anda baik-baik. Apa bakat dan karunia Anda? Apa yang bisa diimprovisasi? Apa kebisaan Anda? Ketrampilan apa yang telah Anda kembangkan? Apa yang ingin Anda lakukan dalam hidup namun belum Anda lakukan? Apa hal terbaik yang pernah Anda lakukan? Seringkali, kita menanyakan hal-hal tersebut kepada orang lain, namun kita jarang bertanya kepada diri sendiri. Dan lebih seringnya, ketika orang lain bertanya mengenai hal tersebut, jawaban kita berbeda dengan saat kita bertanya kepada diri sendiri.
Berhentilah mencari persetujuan dari orang lain. Kenali dan cintai diri Anda sendiri. Dan refleksi ini akan terlihat dari cara orang lain menerima dan mencintai diri Anda apa adanya.
Saya menyiapkan sebuah workbook sehingga Anda bisa mengeksplorasi diri sendiri. Bila Anda membutuhkannya, silakan download sekarang juga. Klik gambar di bawah ini dan workbook ini akan dikirim ke email Anda sekarang juga (GRATIS, tentu saja).
Luangkan waktu jauh dari orang lain dan izinkan Anda untuk menikmati waktu Anda dengan diri sendiri. Pada awalnya, mungkin Anda yang ekstrovert merasa aneh memilih sendirian. Namun ingat, sendirian dan kesepian adalah dua hal yang sangat berbeda.
You cannot be lonely if you like the person you're alone with.' - Dr. Wayne DyerClick To Tweet
Bila Anda pernah berpikiran bahwa duduk sendirian di restoran akan dikira tidak punya teman dan tidak ada orang yang mencintai Anda, Anda sudah salah kaprah. Percayalah. Anda akan menarik orang-orang yang luar biasa di dalam hidup Ana ketika Anda belajar cara menyukai (bila kata “mencintai’ terlalu berat) diri sendiri. Ingat lagi hukum energi: like attracts like. Artinya, sesuatu akan menarik sesuatu yang mirip dengannya. Albert Einstein, Plato, William Shakespeare, dan Abraham Lincoln adalah sedikit orang yang mengerti hukum ini, dan mempraktekkannya!
Sudah saatnya untuk merangkul kekuatan diri Anda. Anda adalah individu yang berkualita dan layak untuk bahagia dengan diri sendiri, terlepas dari apapun yang dilakukan oleh orang lain di planet ini. Pimpinlah diri Anda (dan orang lain) dengan memberi contoh dan menunjukkan kepada mereka bagaimana cara Anda melakukannya. Anda akan melihat bahwa Anda dapat memiliki hubungan yang jauh lebih memuaskan tanpa menempatkan tanggung jawab atas kebahagiaan Anda pada orang lain.
Jika Anda menyukai artikel ini, silakan bagikan dengan sahabat dan kerabat untuk menginspirasi mereka dalam mengawali hidup yang baru!
*disarikan dari buku-buku Ade Aprilia, termasuk “Love” dan “250 Pelita Hati”.
Bila Anda memiliki pertanyaan atau komentar, silakan tuliskan di kolom di bawah ini. We always love hearing from our audience and love answering question.
Silakan bagikan artikel ini dengan sahabat Anda.
Leave a Reply